Minggu, 24 April 2011

Pengalaman Seru

Sore ini, ada agenda berkunjung ke TPQ Masjid Al-Hidayah Bangkong. Awal berangkat dari kost, cuaca masih cerah. Ketika kuhampiri de' Hida di kostnya, ternyata ia masih belum siap. Kemudian aq tunggui ia sampai selesai persiapannya. Ketika mau berangkat, ternyata gerimis. Yah, syukuri saja semua pemberian dari Allah.
Kita menuju ke parkir atas FMIPA karna ada pak Kadept yang telah menunggu kedatangan kita. Sesampainya di sana, kita lanjutkan perjalanan menuju Bangkong. Tidak disangka jalannya sungguh terjal dan luar biasa. Aku ragu untuk melewatinya, tapi harus gimana lagi. aku dah terlanjur sampai disitu, dan jalan satu-satunya menuju masjid al-Hidayah adalah jalan tersebut. Hmm,..sesaat setelah dipikir-pikir dan dipertimbangkan,..aku mulai mengumpulkan keberanian untuk menuruni jalan temurunan sekaligus berkelak-kelok itu. Aku meminta de' hida untuk jalan dulu dan aku menaiki motor sendirian. Baru dicoba sampai turunan pertama,..aku hampir saja jatuh karna rem belakang yang tidak bisa diajak kerjasama dan aku terlanjur panik,...hampir saja aku jatuh. alhamdulillah cuma terpeleset ban motornya saking licinnya jalan tersebut. Pak kadept yang ada di depan seketika memintaku turun karna takut kalo aku jatuh. Hm, langsung saja aku matikan mesin motor dan aku kemudian jalan bareng de' Hida menuju tempat tujuan kita. Motorku dibawa naik lagi oleh pak kadept dan dititipkan di depan PKM FIK. 
Wah2,..sampai di tengah jalan, ternyata TPQnya sudah bubar. Hmmm, ckckckck,.....
Namun, tak ada yang sia-sia. Meski sudah bubar aku dan de' Hida tetep masuk ke dalam masjid al-Hidayah. dan di situ masih ada adik-adik TPQ putri yang sedang asyik menggambar bersama ustadzahnya ( yakni Tisna dan Ikha ). Kami berbincang-bincang sebentar bersama mereka. Bertanya-tanya tentan kondisi TPQ di sana. Setelah kami kira sudah sore, kami ijin pulang duluan. ( Intinya kami tidak jadi ikut mengajar TPQ, tapi cuma berkunjung, hehe). 
Wah, ini ni saatnya pulang. Perjalanannya sungguh luar biasa capeknya,...menaiki jalanan yang setinggi itu,..hmmmmmm LUAR BIASA Mantaaap !
Sesampai diatas, kaki terasa lemas, lunglai tak bertenaga. serasa tidak berkaki. Setelah istirahat sejenak,..kami lanjutkan pulang ke kost emmbawacerita seru n luar biasa itu. 

UTS KAP 2011 Beda !

Alhamdulillah kegiatan KAP ( Kuliah Ahad Pagi ) hari ini telah usai. Meski  banyak halang rintangnya, kami (panitia KAP) berhasil melangsungkan kegiatan tersebut. Tentunya tak luput dari bantuan teman-teman PH+ TPAI (Tutorial Pendidikan Agama Islam). Syukron Jazakumullah khairan katsir atas kerjasamanya. KAP hari ini tidak akan berjalan tanpa adanya kerjasama dan ukhuwah yang solid baik dari panitia ataupun dari para pengurus harian TPAI. Antum semua josh, Akhi wa ukhti fillah ! Meski malam sebelumnya saya sempat khawatir dengan keberlangsungan acara hari ini. Mulai dari pembicara belum fiks, tempat acara juga belum beres., wahh banyak hal yang membuat pikiran ini penuh dengan bayang-bayang KAP...KAP...KAP. Alhamdulillah Allah telah membersamai kita dalam menjalankan amanah ini. Semoga KAP ke depan bisa lebih Josh dan mengena serta persiapan bisa matang. Akan tetapi, segala persiapan yang direncanakan segalanya akan berakhir di tangan Allah. Allahlah yang menentukan ending dari perjalanan ini.

Kamis, 21 April 2011

Gunung sebagai Pasak - Keajaiban Ilmiah Al Qur'an

Sebuah buku berjudul Earth adalah buku pegangan rujukan di banyak universitas di seluruh dunia. Salah seorang pengarangnya adalah Profesor Emeritus Frank Press. Ia adalah Penasehat Ilmu Pengetahuan dari mantan Presiden Amerika Jimmy Carter dan selama 12 tahun menjadi presiden dari National. Buku tersebut menyatakan bahwa gunung-gunung mempunyai akar di bawah mereka. Akar ini menghunjam dalam, sehingga seolah gunung-gunung mempunyai bentuk bagaikan pasak (lihat gambar 7 dan 8).
Gambar 7. Gunung-gunung memiliki akar yang dalam di bawah permukaan
 tanah. (Earth, Press dan Siever, hal. 413)
Gambar 7. Gunung-gunung memiliki akar yang dalam di bawah permukaan tanah. (Earth, Press dan Siever, hal. 413) 
Gambar 8. Bagan potongan melintang. Gunung-gunung, sebagaimana 
pasak, memiliki akar yang menghunjam di bawah tanah. (Anatomy of the 
Earth, Cailleux, hal. 220)

Gambar 8. Bagan potongan melintang. Gunung-gunung, sebagaimana pasak, memiliki akar yang menghunjam di bawah tanah. (Anatomy of the Earth, Cailleux, hal. 220) Academy of Sciences, Washington, DC.



Beginilah Al Qur'an menjelaskan tentang gunung-gunung. Allah berfirman:
أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا
Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan, dan gunung-gunung sebagai pasak? (An Naba', 78: 6-7)
Ilmu bumi moderen telah membuktikan bahwa gunung-gunung memiliki akar di dalam tanah dan akar ini dapat mencapai kedalaman yang berlipat dari ketinggian mereka di atas permukaan tanah. Jadi, kata yang paling tepat untuk menggambarkan gunung-gunung berdasarkan informasi ini adalah kata "pasak" karena bagian terbesar dari sebuah pasak tersembunyi di dalam tanah. Pengetahuan semacam ini, tentang gunung-gunung yang memiliki akar yang dalam, baru diperkenalkan di paruh kedua dari abad ke-19.
Sebagaimana pasak yang digunakan untuk menahan atau mencencang sesuatu agar kokoh, gunung-gunung juga memiliki fungsi penting dalam menyetabilkan kerak bumi. Mereka mencegah goyahnya tanah. Allah berfirman:
وَأَلْقَىٰ فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ وَأَنْهَارًا وَسُبُلًا لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk. (An Nahl, 16:15)
Maha Benar Allah yang Maha Agung. 

Source from :
http://www.al-habib.info/review/al-quran-gunung-sebagai-pasak.htm

Tiada Beban Tanpa Pundak

Terasa menyesakkan semua yang telah terjadi
Apa yang ku banggakan kini tinggal cerita
Kau uji aku...
Sekilas aku rasa tak kuasa
Namun kusadari dan aku mengerti kuserahkan pada MU


Takkan aku bertanya mengapa harus terjadi
Karna aku yakini tak ada beban tanpa pundak
Kau uji aku karna ku bisa melewatinya
Ini yang terbaik bagi hidupku.. semua hanya ujian

Reff :
Biarkan aku oh malam...
Menangis di sepanjang sholatku
Karna hanya Allah yang bisa membuatku tegar
Menjalani semua ini..

Biarkan aku oh malam...
Bersimbah Rahmat dan ampunanNya
Badaipun pasti berlalu menguji imanku
Aku serahkan pada Illahi..

By: TIAR Nasyid

Rabu, 06 April 2011

Kiat Mengisi Waktu Pagi


Beberapa kiat yang dapat dilakukan oleh setiap muslim di waktu pagi. Semua ini bertujuan agar waktu pagi tersebut adalah waktu yang penuh berkah dan bukan waktu yang sia-sia. Hanya Allah-lah yang memberi taufik.
Kiat Pertama: Membaca Al Qur’an dan memahami maknanya
Saudaraku, isilah waktu pagimu dengan membaca Al Qur’an. Waktu pagi adalah waktu masih fit seseorang beraktivitas. Maka bagus sekali jika seseorang memanfaatkannya untuk membaca dan mentadaburi Al Qur’an.
Ingatlah bahwa Al Qur’an nanti bisa memberi syafa’at bagi kita di hari yang penuh kesulitan pada hari kiamat kelak. Dari Abu Umamah Al Bahiliy, (beliau berkata), “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bacalah Al Qur’an karena Al Qur’an akan datang pada hari kiamat nanti sebagai syafi’ (pemberi syafa’at) bagi yang membacanya. Bacalah Az Zahrowain (dua surat cahaya) yaitu surat Al Baqarah dan Ali Imran karena keduanya datang pada hari kiamat nanti seperti dua awan atau seperti dua cahaya sinar matahari atau seperti dua ekor burung yang membentangkan sayapnya (bersambung satu dengan yang lainnya), keduanya akan menjadi pembela bagi yang rajin membaca dua surat tersebut. Bacalah pula surat Al Baqarah. Mengambil surat tersebut adalah suatu keberkahan dan meninggalkannya akan mendapat penyesalan. Para tukang sihir tidak mungkin menghafalnya.” (HR. Muslim no. 1910. Lihat penjelasan hadits ini secara lengkap di At Taisir bi Syarhi Al Jami’ Ash Shogir, Al Munawi, 1/388, Asy Syamilah)
Lebih baik lagi selain membaca kita dapat memahami makna/tafsirnya melalui kitab-kitab tafsir seperti tafsir Ibnu Katsir dan tafsir As Sa’di yang penuh dengan banyak faedah di dalamnya. Keutamaan memahami tafsir Al Qur’an dapat dilihat pada hadits berikut ini.
Dari Abu Musa Al Asy’ariy, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“Permisalan orang yang membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah utrujah, rasa dan baunya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah kurma, rasanya enak namun tidak beraroma. Orang munafik yang membaca Al Qur’an adalah bagaikan royhanah, baunya menyenangkan namun rasanya pahit. Dan orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an bagaikan hanzholah, rasa dan baunya pahit dan tidak enak.” (HR. Bukhari no. 5059)
Kiat Kedua: Mengulang Hafalan Al Qur’an
Bagi yang memiliki hafalan Al Qur’an juga dapat mengisi waktu paginya dengan mengulangi hafalan karena waktu pagi adalah waktu terbaik untuk menghafal dibanding dengan waktu siang yang penuh dengan kesibukan. Di antara keutamaan menghafal Al Qur’an terdapat dalam hadits berikut.
Dari Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Dikatakan kepada orang yang membaca (menghafalkan) Al Qur’an nanti : ‘Bacalah dan naiklah serta tartillah sebagaimana engkau di dunia mentartilnya. Karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca (hafal).” (HR. Abu Daud no. 1464 dan Tirmidzi no. 2914. Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 2240 mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Yang dimaksudkan dengan ‘membaca’ dalam hadits ini adalah menghafalkan Al Qur’an. Perhatikanlah perkataan Syaikh Al Albani berikut dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 2440.
“Ketahuilah bahwa yang dimaksudkan dengan shohibul qur’an (orang yang membaca Al Qur’an) di sini adalah orang yang menghafalkannya dari hati sanubari. Sebagaimana hal ini ditafsirkan berdasarkan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain, ‘Suatu kaum akan dipimpin oleh orang yang paling menghafal Kitabullah (Al Qur’an).’
Kedudukan yang bertingkat-tingkat di surga nanti tergantung dari banyaknya hafalan seseorang di dunia dan bukan tergantung pada banyak bacaannya saat ini, sebagaimana hal ini banyak disalahpahami banyak orang. Inilah keutamaan yang nampak bagi seorang yang menghafalkan Al Qur’an, namun dengan syarat hal ini dilakukan untuk mengharap wajah Allah semata dan bukan untuk mengharapkan dunia, dirham dan dinar. Ingatlah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,
“Kebanyakan orang munafik di tengah-tengah umatku adalah qurro’uha (yang menghafalkan Al Qur’an dengan niat yang jelek).” (HR. Ahmad, sanadnya hasan sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth).” [Makna qurro’uha di sini adalah salah satu makna yang disebutkan oleh Al Manawi dalam Faidhul Qodir Syarh Al Jami’ Ash Shogir, 2/102 (Maktabah Syamilah)]
Bagi yang sudah memiliki banyak hafalan, ikatlah hafalan tersebut dengan banyak mengulanginya. Dari Abdullah bin ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya orang yang menghafalkan Al Qur’an adalah bagaikan unta yang diikat. Jika diikat, unta itu tidak akan lari. Dan apabila dibiarkan tanpa diikat, maka dia akan pergi.” (HR. Bukhari no. 5031 dan Muslim no. 789).
Dalam riwayat Muslim yang lain terdapat tambahan,
”Apabila orang yang menghafal Al Qur’an membacanya di waktu malam dan siang hari, dia akan mengingatnya. Namun jika dia tidak melakukan demikian, maka dia akan lupa.” (HR. Muslim no. 789)
Al Faqih Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin memiliki kebiasaan menghafal Al Qur’an di pagi hari sehingga bisa menguatkan hafalannya. Beliau rahimahullah mengatakan,
“Cara yang paling bagus untuk menghafalkan Al Qur’an -menurutku- adalah jika seseorang pada suatu hari menghafalkan beberapa ayat maka hendaklah dia mengulanginya pada keesokan paginya. Ini lebih akan banyak menolongnya untuk menguasai apa yang telah dia hafalkan di hari sebelumnya. Ini juga adalah kebiasaan yang biasa saya lakukan dan menghasilkan hafalan yang bagus.” (Kitabul ‘Ilmi, hal. 105, Darul Itqon Al Iskandariyah)
Kiat Ketiga: Membaca Dzikir-dzikir Pagi
Waktu pagi juga bisa diisi dengan membaca dzikir-dzikir pagi. Bacaan dzikir di waktu pagi secara lebih lengkap dapat dilihat dalam kitab Hisnul Muslim yang disusun oleh Syaikh Sa’id bin Wahf Al Qohthoni.
Di antara dzikir di pagi hari yang mudah untuk kita baca adalah bacaan istigfar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah aku berada di pagi hari (antara terbit fajar hingga terbit matahari, pen) kecuali aku telah beristigfar pada Allah sebanyak 100 kali.” (HR. An Nasa’i. Dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash Shohihah no. 1600. Lihat Al Mu’jam Al Awsath lith Thobroniy, 8/432, Asy Syamilah)
Dan bacaan istigfar yang paling sempurna adalah sebagaimana yang terdapat dalam shohih Al Bukhari dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Penghulu istigfar adalah apabila engkau mengucapkan,
“Ya Allah! Engkau adalah Rabbku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.” (HR. Bukhari no. 6306)
Faedah dari bacaan ini adalah sebagaimana yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sabdakan dari lanjutan hadits di atas, “Barangsiapa mengucapkannya pada siang hari dan meyakininya, lalu dia mati pada hari itu sebelum waktu sore, maka dia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa mengucapkannya pada malam hari dalam keadaan meyakininya, lalu dia mati sebelum waktu pagi, maka dia termasuk penghuni surga.”
Bacaan sayyidul istigfar ini meliputi makna taubat dan terdapat pula hak-hak keimanan. Di dalam bacaan ini juga terkandung kemurnian ibadah dan kesempurnaan ketundukan serta perasaan sangat butuh kepada Allah. Sehingga bacaan dzikir ini melebihi bacaan istigfar lainnya karena keutamaan yang dimilikinya.
Juga bacaan sederhana yang bisa kita baca adalah dengan membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas masing-masing 3x. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Membaca Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlas) dan Al Muwa’idzatain (surat Al Falaq dan An Naas) ketika sore dan pagi hari sebanyak tiga kali akan mencukupkanmu dari segala sesuatu).” (HR. Abu Daud no. 5082. Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud mengatakan bahwa hadits ini hasan)
–Semoga kita termasuk orang yang selalu merutinkannya di setiap pagi dan sore-
Kiat Keempat: Menuntut ilmu agama
Waktu pagi juga bisa kita isi dengan mempelajari ilmu agama. Hal ini bisa kita lakukan dengan menghadiri majelis ilmu atau dengan membaca berbagai kitab para ulama.
Nafi’ telah bertanya kepada Ibnu Umar tentang sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”
Ibnu Umar menjawab, “Dalam menuntut ilmu dan shaf pertama.” (Atsar ini diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abdil Barr dalam Al Jami’ li Akhlaqir Rawi wa Aadabis Sami’, 1 /150 dan As-Sam’aany dalam Adabul Imla’ wal Istimla’, 1/129)
Semoga kita termasuk orang-orang yang mengisi waktu pagi dengan hal-hal yang bermanfaat.
Alhamdulillah, berakhir pula tulisan kami mengenai waktu pagi, yang kami sajikan dalam lima seri tulisan. Mudah-mudahan buku ini bisa diterbitkan sehingga bermanfaat luas bagi kaum muslimin.
Semoga Allah selalu memberikan ilmu yang bermanfaat, rizki yang thoyib, dan menjadikan amalan kita diterima di sisi-Nya.
Innahu sami’un qoriibum mujibud da’awaat. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Selesai disusun di Pondok Sahabat, Pogung Kidul Di pagi hari yang penuh barokah, 19 Rojab 1429 H
bertepatan dengan 22 Juli 2008 Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Sumber Artikel:

Source:

WHY


Pengen nangis rasanya kalau ingat uang di dompet tinggal 4rb rupiah. Apakah aku bisa bertahan dengan sisa uang segitu, sembari menunggu uang bulanan dikirim? Hmmm,…bisa! Pasti bisa! Karna masih ada Allah yang menjagaku. Aku harus yakin bahwa Engkau tidak akan membiarkan hambaMu dalam keadaan menderita.
Menangis identik dengan kesedihan. Malam ini aku merasa ingin menangis dan teriak sekeras-kerasnya. Padahal aku tidak tahu sebabnya!? Rasanya ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokanku ini. Setelah aku paksa untuk menangis malah jadi ga karuan. Jadi sedih banget rasanya. Namun, aku tak bisa teriak. Karna masih berada dalam kos-kosan. Nich makanya aku tulis aja dech, beberapa point yang mungkin telah menyebabkan aku merasa seperti ini,…aneh ga’ karuan gitu. Semoga aku bisa nemuin semua masalah itu plus solusinya juga. Ehm,..apa aja yach…… Let’s see !
1.      Ga’ punya duit
Sabar ya ukhti sholihah ! Rejekimu sudah diatur oleh Allah.
2.      Kangen keluarga ( pengen pulang *_* )
Telpon atau sms bisa mengobati kerinduanmu. Kalo pulang, nanti sajalah kalo amanah sudah beres.
3.      Tugas kuliah yang semakin membingungkan
Tanya dong ! Mahasiswa kok malu bertanya,…nanti tersesat di embung gimana? Hayo sapa yang tanggung jawab !? Rajin ke perpus gitu, biar dapet banyak referensi. Jangan ketinggalan baca bukunya. Mahasiswa itu pasti selalu belajar. Nah, sudahkah kau merutinkan belajarmu? Ayo, semangat ukhti sholihah ! Kuliah Cuma sekali, jangan disia-siakan. Okeh ….^_^
4.      Amanah yang double
Manajemen waktunya perlu ditinjau !
5.      Mikirin SPJ yang ga kelar-kelar
Yang teliti n sabar yach. Oya, rajin ke Rektorat juga.hihi. Profesional.
6.      Mikirin progja Syiar + Stafnya yang blm aktif
Banyak sharing aja sama mbak Rini biar dapet pencerahan.
7.      Merasa tidak akrab ma temen-temen PH+
Sering komunikasi dong ! Makanya kalo lg lihat jangan pura-pura kagak lihat. Itu tuch efeknya. Jadi ga’ solid.
8.      Mikirin yang ga’ penting
Delete it ! Virus ga’ penting ! Musnahlah dikau !
9.      Ga’ ada yang memperhatikan
Sudah 20+. Dewasa !
10.   Ga’ ada yang memanjakan
Sudah 20+. Dewasa !
11.   Teringat dosa-dosa di masa lalu
Banyak istighfar n tebuslah dengan beramal shalih.
12.   Merasa sendirian
Jangan menyendiri. Meskipun kamu sendiri amsih ada Allah di setiap hembusan nafasmu. Allah selalu membersamaiku dlam keadaan apa pun. Tidak ada teman, amka allah pun selalu setia ada untukmu. LOVE ALLAH !
13.   Ga’ ada yang mengayomi/membimbing
Saatnya mengayomi ukhti ! Bukan meminta terus . xixixi
14.   Butuh motivasi
Baca sms-sms hikmah ( motivasi ). Perbanyak tilawah juga.
15.   Butuh taujih
Baca buku ya ukhti !
Nah, ketauan dech akhirnya…kenapa aku ingin menangis. Pada intinya permasalahan terletak pada pengelolaan hati dan manajemen waktu. Bagaimana aku bisa mengelola hatiku sehingga aku bisa menerima semua keadaan dengan lapang hati, legowo dan tidak mudah putus asa atau kecewa ( mutung maksute ). Aku pun harus menyadari bahwa diri ini sudah dewasa, bukan saatnya lagi meminta tapi saatnya dirimu untuk memberi dan memberi. Teruslah berkarya… Berikan bantuan bagi yang membutuhkan. Capek karena memberikan kemanfaatan untuk orang lain itu lebih mulia ketimbang capek karena tidur atau marah-marah yang ga jelas. Maka dari itu niatkanlah dengan tulus ikhlas untuk mengharap ridho-Nya ketika kau menolong orang lain.

Burung Twitter