Selasa, 19 Juli 2011

Bismillah…
Tiada bulan yang lebih indah, seindah Ramadhan.Tiada waktu yang lebih indah, seindah Ramadhan.Tiada detik yang lebih indah, seindah Ramadhan.

13 Hari menuju Ramadhan,...
Ramadhan... Ya, Bulan suci itu kini akan kembali menyapa kita semua. Bulan yang dirindukan segala lapisan dunia bagi kaum Muslim dan Muslimin semua. SemangKA(Semangat Karena ALLAH*_*)...


Senin, 11 Juli 2011

Mari Kawan

raihlah dia..rengkuhlah dia
ajaklah dia bersama melihat terbitnya fajar kebangkitan Islam
ajaklah dia bersama menuju cinta Nya menuju surga-Nya menuju ampunan Nya

janganlah sibuk dengan diri sendiri pedulilah dengan sekelilingmu
pedulilah dengan mereka yang mengharap datangnya secercah cahaya
jadilah orang yang bermanfaat untuk orang-orang disekitarmu

Sabtu, 09 Juli 2011

Penghambaanku


Dibanyak malam aku berdo'a
Karna diri ini trus merasa
Bagai tanah lumpur yang bernoda
Tiada bersih hanya penuh cela

Dibanyak waktu aku tersadar
Hanya dosa dan dosa terhampar
Meski tetes air mataku mengurai
Tak akan mampu dosa terlerai

Ya Allah hanya Engkau yang bisa
Ampuni hamba tunjukan cahaya
Ya Allah Engkau satu yang mampu
PertolonganMu selamatkan aku

Tiada daya aku tuk melangkah
Bertemu denganMu pun aku tak kuasa
Tapi kepada siapa lagi ku memohon
Selain kepadaMu

Dibanyak hari aku mencoba
Sebut nama untuk mengingatkan
Agar tak mengulang salah-salah yang sama
Salah yang slalu berakhir penyesalan

Memang Penghambaanku belumlah sempurna
Sgala nilai ibadah masih terpatri duniawi
Segala nilai amalan masih terbetik pujian
Ya Allah tetapkan imanku untuk terus dijalanMu

Tiada daya aku tuk melangkah
Bertemu denganMu pun aku tak kuasa
Tapi kepada siapa lagi ku memohon
Selain kepadaMu, kembali aku

Album :
Munsyid : StarFive
http://liriknasyid.com

Jumat, 08 Juli 2011

Ujian atau Peringatan?

At Ummu Hani ( My beloved lodging house ) , 7th July 2011 at 9.10 pm
Habis jatuh ditraktir bakso. Hmm, Alhamdulillah. Jadi teringat surat cinta-Nya :
“…Sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. QS. Al-Insyirah : 5.
Jalan belokan yang licin karna oli mobil (entah mobilnya siapa), membuatku tanpa sadar terseret jatuh dari motor. Motor ngguling ke kanan dan aku tersungkur di jalan raya. Nisa yang kuboncengin pun jatuh telentang di jalan raya. Begitu sadar aku langsung bangkit dna kucari Nisa, karena aku takut dia kenapa-kenapa. Alhamdulillah kudapati dia tanpa luka, tapi kepalanya pusing katanya. Aku takut terjadi apa-apa dengannya karena dia tidak pakai helm saat itu. Aku pun lemas, gemetaran, shock karena aku tak menyangka aku jatuh dari motor lagi. Hari ini adalah ke-3 kalinya aku jatuh bersama motor. Setelah bertahun-tahun mengendarai motor, kurang lebih 6 tahun lamanya, tiga kali sudah aku jatuh. Untuk yang pertama kalinya baru pada tanggal 5 Juni 2011 kemarin. Ini ujian atau peringatan? Hanya karena masalah sepele ‘oli’ saja aku bisa tersungkur jatuh dari motor. (*?*//??!!)
Aku sering khilaf kalau naik motor, sukanya ngebut kalau pas sepi. Semoga ini sebuah peringatan bagiku biar aku bisa lebih ati-ati lagi kalo naik motor. Hmm,… kadang merasa takut juga kalo boncengin orang. Takut kenapa-kenapa ketika aku mengalami musibah seperti itu. Kan yang biasa terjadi itu, yang diboncengin sakitnya lebih parah ketika kecelakaan. Sempat terfikir ke arah sana. Bahkan, kemarin waktu mudik ke Sragen, aku tak memutuskan untuk naik bus umum saja daripada naik motor. Cari aman sich, masih sedikit was-was.
Sebenarnya jatuh dari motor itu adalah hal yang biasa terjadi bagi para pengendara motor. Namun, kenapa aku jadi takut ya? Apa karena dari dulu sejak aku bisa naik motor aku belum pernah mengalami hal demikian? Ato karena aku takut kalau-kalau oaring yang tak boncengin tidak siap untuk kuajak negbut? Hmmm,…mungkin alasan yang kedua lebih tepat. Contohnya saja : Ema (saudariku yang sedikit manja tapi brilliant). Dia terpelanting dari boncenganku sampai mencium aspal jalan raya ( 260611 ) pada saat perjalanan menuju Boyolali. Tepatnya jatuh di kartasura, di sebuah jalan yang riwayatnya dulu katanya juga sering banyak motor yang jatuh tanpa diketahui sebabnya dengan pasti. Hii, ngeri khan kata orang ! Namun menurutku ya wajar aja kalo banyak orang jatuh di tempat itu, lhawong di situ jalannya sedikt tidak datar, jadi kalo naik motor ngebut dan yang diboncengin tidak siap atau tidak berpegangan dengan sangat erat, pasti terpelanting sampai nyium aspal seperti Ema. Alhamdulillah kala itu, tidak terdapat luka yang serius pada Ema. Hanya lecet/memar dikit di bagian wajah dan beberapa tangannya. Kaos kaki dan sarung tangannya jadi bolong gara-gara itu, padahal tuh sarung tangan baru aja dibeli sehari sebelum bepergian,..hihi kasihan Ema. Udah sakit, ditambah harus merelakan kaos kaki dan sarung tangannya dibuang begitu saja. Maafkan aku ya Ma. Waktu itu aku khilaf, mengendarai motor dengan kecepatan hampir 100km/jam. Nah ini nich yang membuatku merasa takut naik motor. Aku jadi takut boncengin orang. Semoga kehati-hatian selalu menyertaiku kapanpun dan dimanapun aku berada. Semoga ini bukanlah trauma. Be Careful ! Okay? Sip.Sip.Sip.

Selasa, 21 Juni 2011

Jika kita mau

Allah-green-transparentImage via Wikipedia
Allah tak pernah menjanjikan hari-hari kita berlalu tanpa sakit,
Berhias tawa tanpa kesedihan,
Berselimut senang tanpa kesulitan,
Terpancari matahari tanpa hujan,
Atau selalu siang tanpa malam.
Tapi, yang pasti...Jika kita mau,
Allah menjanjikan kita kekuatan untuk kesuksesan hidup,
Jika kita mau,
Allah menjanjikan kasih sayang-Nya yang tak kenal batas & tak pernah henti,
Jika kita mau,
Allah memberi cahaya untuk bisa hidup melaluihidup dg selamat.
Rengkuhlah janji ALLAH itu,
Dan kita akan menemui ketetapan ALLAH yang tak pernah gagal :)

Enhanced by Zemanta

Senin, 20 Juni 2011

TIPS Menghindari MALAS

“Tugas kuliah masih menumpuk di meja, Menghafalkan surat, yah…… hanya dapat ayat pertama saja sudah bosen, mau membaca tetapi mengantuk akhirnya buku-buku kajian beralih fungsi menjadi bantal, kasur empuk selalu menyapaku di malam hari, hmm… apa yang bisa diperbuat agar malas jauh dari diriku?! Akankah hidup yang bagaikan musafir ini disia-siakan begitu saja? Tidak… tidak boleh hal itu terjadi padaku, aku harus bisa memusuhi 5 huruf itu yaitu MALAS.”
Malas bisa kita hindari ketika ia datang menyerang kemauan dan semangat kita, di bawah ini ada beberapa tips antara lain:
  1. Membasuh muka atau mandi ketika kantuk menyerang.
  2. Mengubah posisi duduk ketika membaca. Misalnya dari duduk berubah menjadi berdiri, namun disarankan jangan dari duduk terus berbaring bisa berbahaya atau bisa kebablasan tidur.
  3. Berpindah dari ruang baca ke kamar yang lain. Kalau sebagai anak kos bisa disiasati, berpindah dari kamar kita ke beranda kos, ruang tamu atau bahkan bisa juga ke dapur.
  4. Menghirup udara yang segar dengan cara berdiri di dekat jendela atau membuka jendela-jendela kamar lain untuk menambah kesegaran. Sebagai anak kos bisa disiasati dengan menciptakan aroma terapi, misalnya dengan menyemprot ruangan dengan wangi-wangian dan jika ada kipas angin, bisa menyetel kipas untuk menyebarkan wangi-wangian tersebut ke segala ruang. Karena mungkin tidak semua anak kos mempunyai jendela kamar.
  5. Berjalan-jalan sebentar di sekeliling rumah. Bisa diganti dengan kegiatan yang lain misalnya merapikan rak yang berantakan, atau kegiatan yang lain yang bisa menggerakkan otot-otot kita.
  6. Berbincang-bincang sebentar dengan keluarga atau teman sekos namun mengenai hal mubah bukan keharoman. Hati-hati jangan sampai lupa tujuan utama dalam berbincang-bincang yaitu untuk menumbuhkan semangat, bukan untuk ngobrol bahkan meng-ghibah.
  7. Berdiri membuat secangkir kopi, teh, susu atau juice untuk menghilangkan kebosanan dan menjernihkan akal.
  8. Mengubah kegiatan ketaatan. Misal bosan menghafalkan surat berganti dengan membaca, jika membaca bosan bisa diganti dengan mendengarkan kajian lewat CD.
Itulah beberapa tips agar kita bisa terjauh dari penyakit malas. Akan tetapi yang paling utama jangan sampai kita lupa berdo’a agar Alloh senantiasa memberi kita semangat dan agar menjauhkan diri kita dari penyakit malas tersebut. Wallohu A’lam bishowab.
Semoga tips di atas dapat bermanfaat bagi penulis ataupun bagi pembaca. Selamat tinggal Malas…
***
Artikel : www.muslimah.or.id

Rabu, 15 Juni 2011

Penting! Tidur siang...!

Liputan6.com, London: Ingin terbebas dari berbagai macam penyakit? Tidur siang kuncinya. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ahli di Inggris menemukan mereka yang melakukan ritual tidur siang memiliki tingkat imunitas yang lebih tinggi.

Kurang tidur dapat menyebabkan tubuh menghasilkan lebih banyak hormon kortisol. Hormon kortisol dapat memberikan energi, tetapi membatasi produksi hormon pertumbuhan dan membatasi kemampuan tubuh untuk memperbaiki sel-sel yang rusak.

Tidur siang juga bermanfaat bagi jantung. Penelitian para ahli di Allegheny College menemukan, mereka yang memiliki kebiasaan tidur siang selama minimal 45 menit memiliki kondisi kesehatan jantung lebih baik dibandingkan yang tidak. Tidak hanya itu, tidur siang juga dapat membantu mengontrol tekanan darah. [baca: Tidur Siang Bikin Jantung Sehat]

Tak heran jika banyak orang hebat seperti, Leonardo Da Vinci dan Napoleon Bonaparte selalu menyempatkan diri untuk melakukan ritual menyehatkan ini.(Dailymail/MEL)

Jangan Lakukan Ini Setelah Makan !

Liputan6.com, Jakarta: Mengisi perut alias makan merupakan kegiatan untuk memberikan gizi penting sebagai modal kekuatan melakukan aktivitas sehari-hari. Namun, biasanya banyak yang melakukan kegiatan yang sejatinya tak boleh dilakukan sehabis makan. Apa saja aktivitas terlarang itu?

1. Merokok
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa merokok satu batang setelah menyantap makanan sama dengan mengisap 10 batang rokok. Dalam fase ini, kesempatan menderita kanker akan lebih besar.
2. Makan Buah-buahan
Mengonsumsi buah-buahan setelah makan akan menyebabkan perut penuh dengan udara alias kembung. Buah-buahan baik dikonsumsi setidaknya dua jam setelah makan atau satu jam sebelum makan.
3. Minum Teh
Mengapa demikian? Pasalnya, daun teh mengandung asam yang begitu tinggi. Zat ini akan membuat protein yang terkandung dalam makanan yang telah dilahap menjadi sulit untuk dicerna.
4. Mengendurkan Ikat Pinggang
Kebanyakan orang, terutama pria yang kelebihan berat badan akan mengendurkan ikat pinggang setelah menyantap makanan. Padahal, kegiatan ini dilarang karena dapat memmbuat kegiatan usus dan sistem pencernaan menjadi tak teratur.
5. Mandi
Mandi akan menyebabkan peningkatan aliran darah ke tangan, kaki, dan tubuh Anda. Sehingga, jumlah darah di sekitar perut akan berkurang. Hal ini akan melemahkan sistem pencernaan dalam perut kita.
6. Berjalan
Apakah Anda pernah mendengar setelah makan berjalan beberapa langkah dan Anda akan hidup sampai umur 99? Dalam kenyataannya, hal ini tidak benar. Berjalan akan menyebabkan sistem pencernaan tidak mampu menyerap nutrisi dari makanan yang kita konsumsi.
7. Jangan langsung tidur 
Sudah jelas, bila aktivitas ini dilakukan maka makanan yang kita makan tidak dapat dicerna secara baik. Hal ini akan menyebabkan infeksi pada lambung dan usus Anda.(HealthTime/MEL)

Source by: http://kesehatan.liputan6.com
Enhanced by Zemanta

Rabu, 08 Juni 2011

Bahaya Menumpuk Harta

Dr. Amir Faishol Fath

"dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkan pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih. Pada hari dipanaskannya emas dan perak itu dalam neraka Jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan ) kepada mereka : "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." (QS. Attaubah (9):34-35)


Harta yang Allah sediakan itu untuk semua mahluk-Nya, bukan untuk sebagian orang. Terjadinya kaya miskin dalam hidup manusia itu sunatullah yang tidak bisa dihindari. Karenanya Allah SWT mengajarkan dalam Al-Qur'an keharusan untuk saling membantu.

Allah sangat benci kepada orang-orang yang kikir dan gemar menumpuk harta. Ayat diatas adalah bukti nyata kebencian Allah kepada mereka yang suka menyimpan harta tanpa memperhatikan hak-hak orang miskin. Dalam firman-Nya Allah menjelaskan, "Bahwa manusia tidak akan pernah mencapai titik stabil dalam meraih kebahagiaan jika tidak melakukan banyak hal, diantaranya ia menyadari bahwa didalam hartanya ada hak-hak orang miskin." (QS.Al-Ma'arij).

Rasulullah SAW dalam banyak haditsnya menggambarkan betapa mengerikan akibat yang kelak akan dihadapi oleh mereka yang suka menumpuk harta tanpa memberikan hak-hak fakir miskin sesuai dengan ketentuan agama.

Dari Abu Hurairah meriwayatkan hadist yang sangat panjang sebagian teksnya sebagai berikut : "tiada seorangpun yang menyimpan harta dan tidak mau mengeluarkan zakatnya melainkan akan dipanaskan harta itu di neraka jahanam sampai menjadi kepingan logam lalu disetrikan ke kedua pinggang dan keningnya. Begitu seterusnya (selama berada di padang Mahsyar) di mana suatu hari sama dengan lima puluh ribu tahun , sampai saatnya Allah mengadilinya. Setelah itu baru ditentukan nasibnya apakah ia masuk syurga atau masuk neraka...".

Masih termasuk kandungan hadits tersebut, diterangkan didalamnya bahwa jika seorang di dunia suka menyimpan unta, tanpa membayar zakatnya, kelak ia akan ditelentangkannya di disebuah lapangan yang luas, lalu unta itu dihalau untuk menginjak-injak tubuhnya, sampai tiba saatnya Allah mengadilinya lalu ditentukan apakah ia masuk surga atau neraka.

Dalam hadits yang lain Nabi SAW menceritakan bahwa harta yang disimpan itu kelak di hari kiamat akan menjelma menjadi seekor ular botak , diatas kedua matanya ada warna hitam (menunjukan bahwa ular tersebut banyak mengadung racun). Lalu ular tersebut melilit ditubuh pemiliknya, dan siap menerkamnya, sambil berkata: "aku hartamu yang kamu simpan didunia"


Selasa, 07 Juni 2011

Berubahlah Agar Hidup menjadi lebih Hidup!

“ Hidup bukan untuk main-main, tentukan tujuanmu agar hidup menjadi bukan main!”
(Dr. Ibrahim Fiqy)
--> Tentukan Tujuan
“Seandainya kita hanya melakukan apa yang kita sanggup, sungguh kita telah melakukan pengerdilan diri” (Thomas Anderson)
Thomas Clare dalam dongeng “Negeri Ajaib“ mengatakan, “Hidup tanpa tujuan bagaikan sampan yang tidak memiliki pendayung. Jika demikian, maka perjalananmu akan berujung pada kesusahan”.
Kenapa kita mesti takut untuk menghadapi selembar kerats kosong sambil memegang pena untuk menuliskan tujuan yang ingin kita wujudkan? Kenapa mesti takut dengan tujuan yang sebenarnya merupakan cahaya yang menyinari dan menunjuki kehidupan kita?
Allah berfirman:
“Dan hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” QS. Al-Hasyr:18

1.     Takut
Rasa takut dan cemas merupakan musuh manusia yang paling besar. Sebagian orang takut gagal, menghadapi masa depan, ditolak, bahkan ada yang takut untuk sukses. Takut merupakan sifat yang lahir dari pengalaman mengecewakan seseorang. Orang tersebut terlalau memikirkan kegagalan yang dialami sehingga berdampak negative pada jiwanya sendiri. Hal tersebut menjadikan seseorang tidak mau mencoba untuk berbuat kedua kalinya agar ia terhindar dari perasaan menyakitkan yang pernah ia alami sebelumnya.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menentukan tujuan hidup adalah memberantas rasa takut tersebut. Beranilah mengakui kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu. Perbaikilah kesalahan tersebut, ambil pelajaran dan manfaat darinya.

2.      Berprasangka buruk pada diri sendiri
Orang yang meragukan kemampuan dirinya sendiri akan membuat ia gagal dalam melakukan apa pun. Thomas Edison mengatakan bahwa kebanyakan orang yang gagal adalah mereka yang takut untuk melangkah dan menanggung resiko. Jika kamu ingin menikmati hidup dengan penuh semangat, selalu merindukan kesuksesan, dan selalu bersinergi dengan diri sendiri, maka kamu harus menghilangkan anggapan bahwa dirimu tidak akan bisa sukses.
‘Jika kamu merasa puas dengan posisi nomer dua maka kamu tidak akan pernah sampai pada posisi yang pertama’. (Kennedy)

3.      Suka menunda sesuatu
Orang yang suka menunda pekerjaan lebih suka berangan-angan daripada bergerak untuk mencapai tujuan. Jiak sekali saja seseorang menunda pekerjaan maka ia akan terbiasa untuk melakukannya kedua, ketiga, dan kesekian kalinya. Kita tidak akan hidup kecuali hanya sekali saja. Hanya sedikit orang yang menyadari dan mau bekerja serta berusaha untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi dirinya.

4.      Tidak yakin akan pentingnya tujuan dalam hidup
Seseorang yang mencapai kesuksesan tanpa memilki strategi, biasanya menghadapi halangan dan rintangan lebih berat dan lebih banyak daripada orang sukses dengan penuh perencanaan dan tujuan yang matang.
Kesuksesan tanpa usaha merupakan suatu keberuntungan hidup.

5.      Tidak tahu atau tidak ada wawasan
Ada sebagian orang yang sangat bersemangat untuk menentukan tujuan hidupnya. Namun, ia tidak memiliki alat dan pengetahuan yang cukup untuk mewujudkan hal tersebut. Hanya diri sendirilah yang tahu, apakah kamu akan membiarkan mimpi itu begitu saja atau mewujudkannya tanpa belajar, latihan dan berguru pada pengalaman mereka yang berhasil.

Nah, itu tadi beberapa point yang menyebabkan kita enggan untuk menuliskan tujuan hidup kita. Karena hidup ini akan lebih berarti dan lebih terarah jika tujuan hidup kita jelas dan nyata. SEMANGAT !!!

Cukup sekian dulu ya,..lanjutannya menyusul…see you next…J

Sumber:
Buku “Berubahlah agar hidup lebih hidup” karya Dr. Ibrahim Fiqy.

Informasi Kesehatan Berdasarkan Telapak Tangan

Jangan abaikan bentuk tangan. Pasalnya analisis kesehatan tubuh kita (meliputi kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang) tergambarkan di dalam bentuk tangan. Informasi tentang kesehatan tubuh kita terpetakan di sana. Pada dasarnya bentuk tangan manusia digolongkan ke dalam empat bentuk, yaitu tangan bumi, tangan udara, tangan air dan tangan api. Masing-masing menginformasikan kondisi kesehatan yang berbeda-beda.
TANGAN BUMI
-> Jari pendek, berujung tumpul, telapak pendek
Kekuatan:
Sederhana, pekerja keras, rasional, logis, stabil, praktis, suka rutinitas dan teratur, kepala dingin, berpikir positif
Kelemahan:
Masalah pencernaan dan usus, penyakit kulit, gangguan pada sendi, kelemahan fisik
Ancaman:
 Ketegangan, kelebihan berat badan, negative thinking, kurang gerak, kemalasan
Peluang:
Istirahat yang cukup, positive thinking, olahraga di alam terbuka, hiking, berkebun
Saran Makanan:
Kuning telur, kacang-kacangan, kubis, asparagus, susu hangat, keju, anggur, komfrei, vitamin C

TANGAN UDARA
-> Jari pendek, telapak pendek, jari melebihi atau sama panjang dengan telapak tangan
Kekuatan:
Pikiran sangat hidup, selalu ingin tahu, pelajar yang abadi, senang berkomunikasi, senang pekerjaan yang bervariasi, ramah, kuncinya pada aktivitas mental, mampu memblokir listrik negative dari system emosional, penglihatan, pendengaran, pengungkapan
Kelemahan:
Sakit kepala, gangguan pernapasan, system saraf peka, keluhan pada hidung dan tenggorokan, demam, kelelahan mental
Ancaman:
Kelelahan mental, berhenti berpikir , ketegangan
Peluang:
Pertukaran berita, kegiatan intelektual (membaca dan menulis), latihan fisik yang terartur
Saran Makanan:
Vitamin C, kemangi, kacang tanah, beras merah, biji-bijian, dan gandum

TANGAN AIR
-> Jari runcing atau lentik, telapak tangan panjang ramping dan indah
Kekuatan:
Sensitive, artistic, lembut, puitis, romantic, berbakat musik dan seni, lemah lembut, cita rasa tinggi, hidup di angan-angan, suka mode, dan kecantikan
Kelemahan:
System pencernaan peka, depresi, kulit peka akan reaksi alergi, reumatik, komplikasi system reproduksi, daya tahan rendah
Ancaman:
Stres karena persaingan, perubahan suasana hati, murung , depresi, emosi yang ditekan, ketakutan yang tidak masuk akal (terlalu dibayangkan), melarikan diri
Peluang:
Pengungkapan perasaan, kedamaian dan keseimbangan di rumah dan pekerjaan, peningkatan percaya diri, pengembangan keterampilan dan bakat, pendekatan masalah secara rasional, olahraga yang halus untuk kesehatan (seperti tai chi, yoga, meditasi, renang, menari)
Saran Makanan:
Keju dan limau

TANGAN API
-> Jari pendek persegi, telapak lebar, panjang jari tidak melebihi panjang telapak tangan
Kekuatan:
Sangat energik, aktif, mudah bergaul, penampil di panggung dna penghibur, inspirator dan antusiator
Kelemahan:
Sering kehabisan energy karena bekerja melebihi kapasitas, memilki gangguan system pperedaran darah ( karena kurang olahraga ), menderita sakit punggung, mengalami kelelahan fisik, dan mudah terserang flu
Ancaman:
Makanan berlemak dan terlalu gurih, suasana hati yang tiba-tiba dramatis, kegelisahan, bertambahnya berat badan
Peluang:
Jaga keseimbangan pola hidup, ikuti pelatihan olahgerak dan olah napas, pertahankan irama kerja
Saran Makanan:
Ikan, rumput laut, pisang, anggur, kurma, wortel, kol, bayam

Sumber:
Wratsongko, Madyo. Cara Cerdas untuk Sehat karya. 2005. Depok/Tangerang: Kawan Pustaka

Minggu, 05 Juni 2011

Cerita Bersama

Ahad, 5 juni 2011.
Acara Closing KAP Semester genap 2011 bertempat di gedung C7 FIS menghadirkan Trainer dari OASE, Yana Sukmaya. Acara mulai pukul 07.45 yg diawali dengan pembukaan dan sambutan. Kemudian dilanjutkan pengenalan Mentoring Lanjut oleh Kepala Sekolah TPAI, yang menghadirkan peragaan dari amsing-masing paket mentoring yang ditawarkna kepada para mentee yang antusias. Peragaan yang bisa tampil yakni, Paket MTQ, Karate, Bahasa Inggris, Bahasa Arab dan Nasyid. Jadi meskipun kegiatan KAP telah berakhir untuk semester ini, bukan berarti mentoringnya juga selesai. Justru inilah awal dari mentoring lanjut yang sesungguhnya. Mentee yang bersedia mengikuti alur mentoring lanjut bisa memilh paket-paket mentoring yang telah ditawarkan oleh pihak TPAI. 

Pengenalan mentoring berakhir, dilanjutkan dengan training motivasi oleh Trainer OASE ( Yana Sukmaya ).  Training dari trainer yang luar biasa. Sayangnya peserta kurang sedikit antusias sampai-sampai sang trainer gregetan. Namun, pak Yana tak pernah kehabisan akal untuk mengajak peserta agar antusias mengikuti traningnya. Training motivasi diri agar mahasiswa UNNES tidak rendah diri ketika harus bersaing dengan  PTN dr  luar sana. bagaimana kita bisa meraih kesuksesan itu dengan 2S+2B+ = SUKSES!

Acara yang terakhir adalah Ujian TPAI semester genap yang diikuti oleh para mentee.

Setelah KAP bubar, kami (panitia KAP dan pengurus TPAI dan juga para tutor) membereskan tempat dan mengembalikan peralatan yang telah dipakai. Setelah itu panitia KAP evaluasi terkait kegiatan KAP yang telah berlangsung selama 1 semester ini. Banyak kekurangan dari kami. Namun, kelebihannya pun juga tidak sedikit. Bukan berarti kita sombong, ini hanya untuk menghibur diri, hee. Telah banyak evaluasi yang dipaparkan oleh Mas'ul KAP, harapannya dengan evaluasi tersebut KAP semester depan bisa terlaksana lebih baik dari semester ini. amiin. banyak suka dan duka telah dilalui bersama oleh panitia KAP. Seleksi alam pun menyisakan Panitia KAP yang awalnya berjumlah 40 orang menjadi hanya tak lebih dari 15 orang. Selama 1 semester ( kurang lebih 4 bulan ) kami selalu bareng-bareng memikirkan keberlangsungan kegiatan KAP setiap dua minggunya. ukhuwah yang terjalin begitu erat. 

Keluarga sederhana KAP 2011 Beda !!!  di sini aku mendapat naungan baru, mendapat cerita dan pengalaman baru, mendapat pelajaran baru dan lainnya. Belajar untuk dewasa, mandiri, bijaksana, legowo (sabar), kerjasama, etc. Terkadang tak perlu terucap kata-kata tuk mengungkapkan ukhuwah ini. Kalian Josh!!!

Evaluasi selesai, dilanjutkan acara makan bersama keluarga sederhana KAP 2011 BEDA !  (Traktiran dari mas'ulnya, hee....maklum Milad yang kemarin belum sempet syukuran , jadi ya baru sekarang dech, Alhamdulillah). Akhwat ada 7 orang dan ikhwan cuma 2 orang. Ckckck. makan bersama di warung MENTARI yang dilanjutkan dengan obrolan-obrolan ringan seputar ksiah kita selama di KAP. dari situ tercetuskan acara Refreshing bareng, yakni Insya allah akan rihlah ke daerah batang. masih dalam perencanaan, semoga tdak ada halang merintang. Amiin. selesai makan, kami pulang. Berpamitan, dan berucap salam n berpelukan tentunya akhwat dg akhwat dan ikhwan dg ikhwan.Pulaaang.

Setelah bergembira, perjalanan pulang ke kost, kami(aku dan mb dhepi) disrundul motor, dan terjatuh di jalan raya. alhamdulillah tidak ada luka. Yang terluka motorku. Kasihan. Ini pengalaman pertamaku jatuh dari motor ditabrak orang. semoga ini yang terakhir kalinya. Allah masih menyayangiku. aku dan mb dhepi tidak terluka parah. Alhamdulillah, ceritaku hari ini seperti pelangi,...penuh warna. ada suka dan duka. Terima kasih ya Rabb. Engkau masih memberikan aku kesempatan merasakan kenikmatanmu hari ini yang sungguh luar biasa.

Jumat, 03 Juni 2011

Alamat Penting

http://www.hermanblog.com/2008/11/membuat-efek-marquee-atau-teks-berjalan.html

Jalan Menuju Sukses Hidup

1. Niat yang benar
2. Impian yang besar
3. Pikiran yang positif
4. Keberanian yang tinggi
5. Keyakinan yang mantap
6. Kebiasaan hidup sukses

Orang sukses adalah orang yang memutuskan untuk sukses dan mengerjakannya.
Orang yang gagal adalah orang yang memutuskan untuk sukses dan hanya mengharapkannya.
Orang yang memutuskan dirinya gagal adalah orang yang gagal dan hanya menunggu.
William A. Ward

Kisahku yg Dulu

Karena Nya Aku Menolakmu

Ini kisahku, saat dulu mengenal cinta semu
Cuma cerita pencarian jati diri anak manusia
Masa belia, serba ingin mencoba segalanya
Tanpa sadar perangkap setan telah menanti di sana
Cintamu menerangkapku dalam dosa dan nafsu
Sampai hari itu, kejadian itu
Aku memutuskanmu
Ini penjelasanku
Apa yang engkau mau kuberikan semampuku
Tapi yang satu itu tak boleh berlaku
Meski kau trus meminta tuk lakukan demi cinta
Tapi maaf aku tak mudah tuk tergoda
Saat kau tanya mengapa, Oou ku tak mau
Aku pun yakin menjawab
Karena Nya aku menolakmu

5 Taujih Ruhiyah

1.     Membina keimanan yang mendalam
Keimanan harus ditumbuh suburkan dalam hati. Hati ini merupakan ujung tombak segala aktivitas kita. Jika hati dalam keadaan baik dan suci maka pikiran dan aktivitas yang kita jalankan akan baik pula. Iman tentunya perlu dibina secara kontinu agar tetap melekat erat di hati. Ketika kondisi iman kita semakin naik pada level yang tinggi maka ruhiyah kita pun akan semakin terjaga. Iman terkadang naik kadang turun ( futur ).
2.     Menjaga keikhlasan
Ikhlas adalah sesuatu yang tidak Nampak. Dan tidak ada barometer ikhlas. Yang tahu ikhlas itu hanyalah allah semata. Di mana kita sering berusaha untuk ikhlas seikhlas-ikhlasnya, tapi ketika sedikit saja ada tujuan lain selain meraih Ridho-Nya, sudah tidak dikatakan ikhlas lagi. Bahkan kebanyakan orang mengatakan, “Aku ikhlas”. Menurut saya pernyataan itu kurang tepat, karena ikhlas itu tidak akan diketahui oleh orang lain. Hanya Allah lah yang tahu samapai sejauh mana tingkat keikhlasan kita. Yang lebih tepat untuk dikatakan adalah “ Aku rela “. Nah, maka dari itu mari kita senantiasa menjaga keikhlasan di setiap aktivitas kita agar menjadi aktivitas yang berkah dan tidak sia-sia. Tentunya susah sekali untuk menciptakan/ menumbuhkan rasa ikhlas itu. Yah, namanya juga usaha. Berusaha untuk yang lebih baik itu wajib.  
3.     Kesabaran
4.     Keberanian
5.     Optimis

Kamis, 02 Juni 2011

Ciri-ciri Penduduk Surga

Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan surga bagi hamba-hamba yang beriman dan menciptakan neraka bagi orang-orang kafir. Salawat dan salam semoga terlimpah kepada nabi dan rasul akhir zaman, para sahabatnya, dan segenap pengikut setia mereka. Amma ba’du.
Berikut ini adalah sebagian ciri-ciri dan karakter orang-orang yang dijanjikan oleh Allah mendapatkan surga beserta segala kenikmatan yang ada di dalamnya, yang sama sekali belum pernah terlihat oleh mata, belum terdengar oleh telinga, dan belum terlintas dalam benak manusia. Semoga Allah menjadikan kita termasuk di antara penduduk surga-Nya.
1.     Beriman dan beramal salih
Allah ta’ala berfirman,
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal salih bahwasanya mereka akan mendapatkan balasan berupa surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai…” (Qs. al-Baqarah: 25)
Ibnu Abi Zaid al-Qairawani rahimahullah mengatakan,
“Iman adalah ucapan dengan lisan, keikhlasan dengan hati, dan amal dengan anggota badan. Ia bertambah dengan bertambahnya amalan dan berkurang dengan berkurangnya amalan. Sehingga amal-amal bisa mengalami pengurangan dan ia juga merupakan penyebab pertambahan -iman-. Tidak sempurna ucapan iman apabila tidak disertai dengan amal. Ucapan dan amal juga tidak sempurna apabila tidak dilandasi oleh niat -yang benar-. Sementara ucapan, amal, dan niat pun tidak sempurna kecuali apabila sesuai dengan as-Sunnah/tuntunan.” (Qathfu al-Jani ad-Dani karya Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad, hal. 47)
al-Baghawi rahimahullah menyebutkan riwayat dari Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu bahwa yang dimaksud amal salih adalah mengikhlaskan amal. Maksudnya adalah bersih dari riya’. Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu mengatakan, “Amal salih adalah yang di dalamnya terdapat empat unsur: ilmu, niat yang benar, sabar, dan ikhlas.” (Ma’alim at-Tanzil [1/73] as-Syamilah)
2.     Bertakwa
Allah ta’ala berfirman,
“Bagi orang-orang yang bertakwa terdapat balasan di sisi Rabb mereka berupa surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, begitu pula mereka akan mendapatkan istri-istri yang suci serta keridhaan dari Allah. Allah Maha melihat hamba-hamba-Nya.” (Qs. Ali Imran: 15)
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah menguraikan jati diri orang bertakwa. Mereka itu adalah orang-orang yang bertakwa kepada Rabb mereka. Mereka menjaga diri dari siksa-Nya dengan cara melakukan apa saja yang diperintahkan Allah kepada mereka dalam rangka menaati-Nya dan karena mengharapkan balasan/pahala dari-Nya. Selain itu, mereka meninggalkan apa saja yang dilarang oleh-Nya juga demi menaati-Nya serta karena khawatir akan tertimpa hukuman-Nya (Majalis Syahri Ramadhan, hal. 119 cet Dar al-’Aqidah 1423 H).
Termasuk dalam cakupan takwa, yaitu dengan membenarkan berbagai berita yang datang dari Allah dan beribadah kepada Allah sesuai dengan tuntunan syari’at, bukan dengan tata cara yang diada-adakan (baca: bid’ah). Ketakwaan kepada Allah itu dituntut di setiap kondisi, di mana saja dan kapan saja. Maka hendaknya seorang insan selalu bertakwa kepada Allah, baik ketika dalam keadaan tersembunyi/sendirian atau ketika berada di tengah keramaian/di hadapan orang (lihat Fath al-Qawiy al-Matin karya Syaikh Abdul Muhsin al-’Abbad hafizhahullah, hal. 68 cet. Dar Ibnu ‘Affan 1424 H)
an-Nawawi rahimahullah menjelaskan, salah satu faktor pendorong untuk bisa menumbuhkan ketakwaan kepada Allah adalah dengan senantiasa menghadirkan keyakinan bahwasanya Allah selalu mengawasi gerak-gerik hamba dalam segala keadaannya (Syarh al-Arba’in, yang dicetak dalam ad-Durrah as-Salafiyah, hal. 142 cet Markaz Fajr dan Ulin Nuha lil Intaj al-I’lami)
Syaikh as-Sa’di rahimahullah memaparkan bahwa keberuntungan manusia itu sangat bergantung pada ketakwaannya. Oleh sebab itu Allah memerintahkan (yang artinya), “Bertakwalah kepada Allah, mudah-mudahan kamu beruntung. Dan jagalah dirimu dari api neraka yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Qs. Ali Imron: 130-131). Cara menjaga diri dari api neraka adalah dengan meninggalkan segala sesuatu yang menyebabkan terjerumus ke dalamnya, baik yang berupa kekafiran maupun kemaksiatan dengan berbagai macam tingkatannya. Karena sesungguhnya segala bentuk kemaksiatan -terutama yang tergolong dosa besar- akan menyeret kepada kekafiran, bahkan ia termasuk sifat-sifat kekafiran yang Allah telah menjanjikan akan menempatkan pelakunya di dalam neraka. Oleh sebab itu, meninggalkan kemaksiatan akan dapat menyelamatkan dari neraka dan melindunginya dari kemurkaan Allah al-Jabbar. Sebaliknya, berbagai perbuatan baik dan ketaatan akan menimbulkan keridhaan ar-Rahman, memasukkan ke dalam surga dan tercurahnya rahmat bagi mereka (Taisir al-Karim ar-Rahman [1/164] cet Jum’iyah Ihya’ at-Turots al-Islami)
Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah mengimbuhkan, bahwa tercakup dalam ketakwaan -bahkan merupakan derajat ketakwaan yang tertinggi- adalah dengan melakukan berbagai perkara yang disunnahkan (mustahab) dan meninggalkan berbagai perkara yang makruh, tentu saja apabila yang wajib telah ditunaikan dan haram ditinggalkan (Jami’ al-’Ulum wa al-Hikam, hal. 211 cet Dar al-Hadits 1418 H)
Ibnu Rajab rahimahullah menyebutkan riwayat dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu, Mu’adz ditanya tentang orang-orang yang bertakwa. Maka beliau menjawab, “Mereka adalah suatu kaum yang menjaga diri dari kemusyrikan, peribadahan kepada berhala, dan mengikhlaskan ibadah mereka hanya untuk Allah.” al-Hasan mengatakan, “Orang-orang yang bertakwa adalah orang-orang yang menjauhi perkara-perkara yang diharamkan Allah kepada mereka dan menunaikan kewajiban yang diperintahkan kepada mereka.” Umar bin Abdul Aziz rahimahullah juga menegaskan bahwa ketakwaan bukanlah menyibukkan diri dengan perkara yang sunnah namun melalaikan yang wajib. Beliau rahimahullah berkata, “Ketakwaan kepada Allah bukan sekedar dengan berpuasa di siang hari, sholat malam, dan menggabungkan antara keduanya. Akan tetapi hakikat ketakwaan kepada Allah adalah meninggalkan segala yang diharamkan Allah dan melaksanakan segala yang diwajibkan Allah. Barang siapa yang setelah menunaikan hal itu dikaruni amal kebaikan maka itu adalah kebaikan di atas kebaikan.” Thalq bin Habib rahimahullah berkata, “Takwa adalah kamu melakukan ketaatan kepada Allah di atas cahaya dari Allah karena mengharapkan pahala dari Allah, serta kamu meninggalkan kemaksiatan kepada Allah di atas cahaya dari Allah karena takut hukuman Allah.” (dinukil dari Jami’ al-’Ulum wa al-Hikam, hal. 211 cet Dar al-Hadits 1418 H)
Pokok dan akar ketakwaan itu tertancap di dalam hati. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Pada hakikatnya ketakwaan yang sebenarnya itu adalah ketakwaan dari dalam hati, bukan semata-mata ketakwaan anggota tubuh. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Yang demikian itu dikarenakan barang siapa yang mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu semua muncul dari ketakwaan yang ada di dalam hati.” (Qs. al-Hajj: 32). Allah juga berfirman (yang artinya), “Tidak akan sampai kepada Allah daging-daging dan darah-darah -hewan kurban itu-, akan tetapi yang akan sampai kepada Allah adalah ketakwaan dari kalian.” (Qs. al-Hajj: 37). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketakwaan itu sumbernya di sini.” Seraya beliau mengisyaratkan kepada dadanya (HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu).” (al-Fawa’id, hal. 136 cet. Dar al-’Aqidah 1425 H)
Namun, perlu diingat bahwa hal itu bukan berarti kita boleh meremehkan amal-amal lahir, Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Petunjuk yang paling sempurna adalah petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sementara itu, beliau adalah orang yang telah menunaikan kedua kewajiban itu -lahir maupun batin- dengan sebaik-baiknya. Meskipun beliau adalah orang yang memiliki kesempurnaan dan tekad serta keadaan yang begitu dekat dengan pertolongan Allah, namun beliau tetap saja menjadi orang yang senantiasa mengerjakan sholat malam sampai kedua kakinya bengkak. Bahkan beliau juga rajin berpuasa, sampai-sampai dikatakan oleh orang bahwa beliau tidak berbuka. Beliau pun berjihad di jalan Allah. Beliau pun berinteraksi dengan para sahabatnya dan tidak menutup diri dari mereka. Beliau sama sekali tidak pernah meninggalkan amalan sunnah dan wirid-wirid di berbagai kesempatan yang seandainya orang-orang yang perkasa di antara manusia ini berupaya untuk melakukannya niscaya mereka tidak akan sanggup melakukan seperti yang beliau lakukan. Allah ta’ala memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk menunaikan syari’at-syari’at Islam dengan perilaku lahiriyah mereka, sebagaimana Allah juga memerintahkan mereka untuk mewujudkan hakikat-hakikat keimanan dengan batin mereka. Salah satu dari keduanya tidak akan diterima, kecuali apabila disertai dengan ‘teman’ dan pasangannya…” (al-Fawa’id, hal. 137 cet. Dar al-’Aqidah 1425 H)
3.     Taat kepada Allah dan Rasul-Nya
Allah ta’ala berfirman,
“Barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang sangat besar.” (Qs. an-Nisa’: 13)
Allah ta’ala berfirman tentang mereka,
“Sesungguhnya ucapan orang-orang yang beriman itu ketika diseru untuk patuh kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul itu memutuskan perkara di antara mereka maka jawaban mereka hanyalah, ‘Kami dengar dan kami taati’. Hanya mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Qs. an-Nur: 51)
Allah ta’ala menyatakan,
“Barang siapa taat kepada Rasul itu maka sesungguhnya dia telah taat kepada Allah.” (Qs. An-Nisaa’ : 80)
Allah ta’ala berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul, ketika menyeru kalian untuk sesuatu yang akan menghidupkan kalian. Ketahuilah, sesungguhnya Allah yang menghalangi antara seseorang dengan hatinya. Dan sesungguhnya kalian akan dikumpulkan untuk bertemu dengan-Nya.” (Qs. al-Anfal: 24)
Ketika menjelaskan kandungan pelajaran dari ayat ini, Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya kehidupan yang membawa manfaat hanyalah bisa digapai dengan memenuhi seruan Allah dan rasul-Nya. Barang siapa yang tidak muncul pada dirinya istijabah/sikap memenuhi dan mematuhi seruan tersebut maka tidak ada kehidupan sejati padanya. Meskipun sebenarnya dia masih memiliki kehidupan ala binatang yang tidak ada bedanya antara dia dengan hewan yang paling rendah sekalipun. Oleh sebab itu kehidupan yang hakiki dan baik adalah kehidupan pada diri orang yang memenuhi seruan Allah dan rasul-Nya secara lahir dan batin. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar hidup, walaupun tubuh mereka telah mati. Adapun selain mereka adalah orang-orang yang telah mati, meskipun badan mereka masih hidup. Oleh karena itulah maka orang yang paling sempurna kehidupannya adalah yang paling sempurna di antara mereka dalam memenuhi seruan dakwah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena sesungguhnya di dalam setiap ajaran yang beliau dakwahkan terkandung unsur kehidupan sejati. Barang siapa yang luput darinya sebagian darinya maka itu artinya dia telah kehilangan sebagian unsur kehidupan, dan di dalam dirinya mungkin masih terdapat kehidupan sekadar dengan besarnya istijabahnya terhadap Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (al-Fawa’id, hal. 85-86 cet. Dar al-’Aqidah)
4.     Cinta dan Benci karena Allah
Allah ta’ala berfirman,
“Tidak akan kamu jumpai suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir berkasih sayang kepada orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya meskipun mereka itu adalah bapak-bapak mereka, anak-anak mereka, saudara-saudara mereka, maupun sanak keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang ditetapkan Allah di dalam hati mereka dan Allah kuatkan mereka dengan pertolongan dari-Nya, Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Mereka itulah golongan Allah, ketahuilah sesungguhnya hanya golongan Allah itulah orang-orang yang beruntung.” (Qs. al-Mujadalah: 22)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa yang mencintai karena Allah. Membenci karena Allah. Memberi karena Allah. Dan tidak memberi juga karena Allah. Maka sungguh dia telah menyempurnakan imannya.” (HR. Abu Dawud, disahihkan al-Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Abu Dawud [10/181] as-Syamilah)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah beriman salah seorang dari kalian sampai aku lebih dicintainya daripada orang tua dan anak-anaknya.” (HR. Bukhari)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ciri keimanan yaitu mencintai kaum Anshar, sedangkan ciri kemunafikan yaitu membenci kaum Anshar.” (HR. Bukhari)
5.     Berinfak di kala senang maupun susah
Allah ta’ala berfirman,
“Bersegeralah menuju ampunan Rabb kalian dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang menginfakkan hartanya di kala senang maupun di kala susah, orang-orang yang menahan amarah, yang suka memaafkan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. Dan orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau menzalimi diri mereka sendiri maka mereka pun segera mengingat Allah lalu meminta ampunan bagi dosa-dosa mereka, dan siapakah yang mampu mengampuni dosa selain Allah. Dan mereka juga tidak terus menerus melakukan dosanya sementara mereka mengetahuinya.” (Qs. Ali Imron: 133-135)
Membelanjakan harta di jalan Allah merupakan ciri orang-orang yang bertakwa. Allah ta’ala berfirman,
“Alif lam mim. Ini adalah Kitab yang tidak ada keraguan padanya. Petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang beriman kepada perkara gaib, mendirikan sholat, dan membelanjakan sebagian harta yang Kami berikan kepada mereka.” (Qs. al-Baqarah: 1-3)
Syaikh as-Sa’di memaparkan, infak yang dimaksud dalam ayat di atas mencakup berbagai infak yang hukumnya wajib seperti zakat, nafkah untuk istri dan kerabat, budak, dan lain sebagainya. Demikian juga ia meliputi infak yang hukumnya sunnah melalui berbagai jalan kebaikan. Di dalam ayat di atas Allah menggunakan kata min yang menunjukkan makna sebagian, demi menegaskan bahwa yang dituntut oleh Allah hanyalah sebagian kecil dari harta mereka, tidak akan menyulitkan dan memberatkan bagi mereka. Bahkan dengan infak itu mereka sendiri akan bisa memetik manfaat, demikian pula saudara-saudara mereka yang lain. Di dalam ayat tersebut Allah juga mengingatkan bahwa harta yang mereka miliki merupakan rezki yang dikaruniakan oleh Allah, bukan hasil dari kekuatan mereka semata. Oleh sebab itu Allah memerintahkan mereka untuk mensyukurinya dengan cara mengeluarkan sebagian kenikmatan yang diberikan Allah kepada mereka dan untuk berbagi rasa dengan saudara-saudara mereka yang lain (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman [1/30] cet. Jum’iyah Ihya’ at-Turots al-Islami)
6.     Memiliki hati yang selamat
Allah ta’ala berfirman,
“Pada hari itu -hari kiamat- tidak bermanfaat lagi harta dan keturunan, melainkan bagi orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat.” (Qs. as-Syu’ara: 88-89)
Abu Utsman an-Naisaburi rahimahullah mengatakan tentang hakikat hati yang selamat, “Yaitu hati yang terbebas dari bid’ah dan tenteram dengan Sunnah.” (disebutkan Ibnu Katsir dalam tafsirnya [6/48] cet Maktabah Taufiqiyah)
Imam al-Baghawi rahimahullah mengatakan bahwa hakikat hati yang selamat itu adalah, “Hati yang bersih dari syirik dan keragu-raguan. Adapun dosa, maka tidak ada seorang pun yang bisa terbebas darinya. Ini adalah pendapat mayoritas ahli tafsir.” (Ma’alim at-Tanzil [6/119], lihat juga Tafsir Ibnu Jarir at-Thabari [19/366] as-Syamilah)
Imam al-Alusi rahimahullah juga menyebutkan bahwa terdapat riwayat dari para ulama salaf seperti Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, Ibnu Sirin, dan lain-lain yang menafsirkan bahwa yang dimaksud hati yang selamat adalah, “Hati yang selamat dari penyakit kekafiran dan kemunafikan.” (Ruh al-Ma’ani [14/260] as-Syamilah)
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Pengertian paling lengkap tentang makna hati yang selamat itu adalah hati yang terselamatkan dari segala syahwat yang menyelisihi perintah Allah dan larangan-Nya. Hati yang bersih dari segala macam syubhat yang bertentangan dengan berita dari-Nya. Oleh sebab itu, hati semacam ini akan terbebas dari penghambaan kepada selain-Nya. Dan ia akan terbebas dari tekanan untuk berhukum kepada selain Rasul-Nya…” (Ighatsat al-Lahfan, hal. 15 cet. Dar Thaibah)
Syaikh as-Sa’di rahimahullah mengatakan, “Hati yang selamat artinya yang bersih dari: kesyirikan, keragu-raguan, mencintai keburukan, dan terus menerus dalam bid’ah dan dosa-dosa. Konsekuensi bersihnya hati itu dari apa-apa yang disebutkan tadi adalah ia memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengannya. Berupa keikhlasan, ilmu, keyakinan, cinta kebaikan dan memandang indah kebaikan itu di dalam hati, dan juga kehendak dan kecintaannya pun mengikuti kecintaan Allah, hawa nafsunya tunduk mengikuti apa yang datang dari Allah.” (Taisir al-Karim ar-Rahman hal. 592-593 cet. Mu’assasah ar-Risalah)
Ibnul Qayyim rahimahullah juga menjelaskan karakter si pemilik hati yang selamat itu, “… apabila dia mencintai maka cintanya karena Allah. Apabila dia membenci maka bencinya karena Allah. Apabila dia memberi maka juga karena Allah. Apabila dia mencegah/tidak memberi maka itupun karena Allah…” (Ighatsat al-Lahfan, hal. 15 cet. Dar Thaibah)
Demikianlah sekelumit yang bisa kami tuangkan dalam lembaran ini. Semoga bermanfaat bagi yang menulis, membaca maupun yang menyebarkannya. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi (Artikel www.muslim.or.id)
Sumber Artikel:
Source:



Burung Twitter