Senin, 16 April 2012

The Fifth Day at Cikamuning


Tak terasa, lima hari sudah aku dan teman-teman berada di desa Pengarasan, Bantar Kawung, Brebes. Dan lebih tepatnya lagi di dukuh Cikamuning. Yup, Cikamuning merupakan salah satu dukuh di Pengarasan yang berdasarkan data BPS memiliki jumlah penduduk yang buta aksara paling banyak. Maka dari itu, kita satu tim KKN PBA Unnes berjumlah 16 orang ditempatkan di Cikamuning. Alhamdulillah lama kelamaan kami merasa betah tinggal di Cikamuning. Awalnya, sedikit risih dan ga betah tinggal di bale dukuh bersama 15 orang lainnya. Tidur berdesak-desakan tanpa kasur, hanya beralaskan tikar saja tanpa bantal pula, kalo mandi juga ngantri panjang banget bahkan sampai ngungsi segala kalo air hampir habis. Kalo mau nyuci baju juga kudu ngantre lama banget, belum lagi kalo hujan, baju ga kering-kering padahal persediaan terbatas.  Huuuh, pokoknya awal tinggal di sini lumayan nyaman. Namun, setelah beradaptasi dengan lingkungan dan berkat kebersamaan dengan teman-teman semua aku merasa betah dan nyaman di Cikamuning.
Nambah pengalaman dan juga menambah kesyukuran berkat tinggal di sini. Bisa belajar untuk hidup zuhud (sederhana). Belajar untuk hidup susah dan belajar jadi orang desa yang jauh dari peradaban. Hmm,..biasanya kalo di Unnes, sinyal hotspot ada di mana-mana hampir setiap hari buka google chrome, tapi kalo di Cikamuning tak diketemukan satu warnet pun. Online Cuma bisa lewat hp dan itu sangat terbatas sekali karena sinyalnya juga kurang bersahabat. Yah, beginilah KKN...tugasnya adalah mengabdi kepada masyarakat desa dan memajukan kehidupan masyarakat bukan hanya pindah tempat tidur dan tetap bisa menikmati fasilitas-fasilitas yang berlebihan seperti di tempat asal ( Unnes ).
Karena kami adalah mahasiswa ‘the agent of change’, maka kami harus membawa perubahan yang lebih baik untuk dukuh Cikamuning. Tugas utama kami yakni memberantas buta aksara.
Nah,..sampai saat ini, hari kelima KKN, nyatanya kami belum melakukan hal-hal yang serius. Kami masih santai-santai di tempat ini. Kerjaannya makan, tidur, ngobrol, maen game, nonton film, PS-an, bahkan Pokeran, oh ya karaokean juga iya. Hmm,..ckckckck, apa bedanya dengan di Unnes kalo kaya gini terus-terusan, percuma kami membuang-buang waktu dan uang di sini kalo hanya untuk bersantai-santai ria.
Untuk terjun langsung ke masyarakat kami masih merasa canggung dan tidak segera bergegas. Saling menunggu. Nah itu yang telah terjadi di sini. Kami menunggu instruksi dari atasan, dan ternyata dari atasan juga menunggu kita sendiri untuk langsung bergerak cepat. Karena komunikasi yang kurang lancar jadi pekerjaan utama kami jadi tertunda-tunda begini. Sudah lima hari tapi belum melakukan hal-hal yang berarti. Hmm,..ada perasaan yang mengganjal. Namun, aku juga tak tahu harus bagaimana lagi. Aku sendiri masih bingung dan canggung.
Meskipun program utama yakni memberantas buta aksara belum berjalan, alhamdulillah hari ini untuk pertama kalinya kami berkumpul dengan ibu-ibu pengajian. Ceritanya kami ikut nimbrung gitu dalm pengajian tersebut, karena kami kira di pengajian tersebut kami bisa sekalian men-sosialisasikan program KKN PBA yang kita emban. Nah awalnya kami mengira bahwa pengajian yang diadakan adalah pengajian-pengajian akbar seperti di desaku, dan ternyata pengajian ibu-ibu yang baru saja kami ikutu itu adalah pengajian untuk mengirim do’a. Jadi, pengajian tersebut adalah pengajian rutin yang diadakan seminggu sekali tiap hari jumat dengan menempati rumah-rumah warga secara bergilir tiap minggunya, dengan membaca dzikir-an dan surat Yaasin berjamaah. Kebetulan pengajian hari ini bertepatan dengan pembukaan toko sang pemilik rumah yang ditempati, jadi setelah pengajian kami mendapat jatah makan dan juga masih dibawakan ‘berkat’ seperti waktu kondangan-kondangan itu lhoo. Asyiik, Alhamdulillah,...memang benar kalo silaturahmi itu menambah rejeki kita. Terbuktilaaah,....
Esok hari, kuharap kami bisa segera menentukan langkah untuk melaksanakan program PBA di Cikamuning ini. Amiin. Supaya waktu yang kami buang sia-sia tidak semakin bertambah banyak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Burung Twitter